Pengakuan mengejutkan pelaku saat ditanya polisi tentang kucing dan kodok


Pelaku pembunuhan remaja 15 tahun (NF) pada seorang balita 5 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat mengaku kepada polisi bahwa ia menyayangi binatang. Hal itu disampaikan oleh Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Novianto saat menjadi narasumber di acara Prime Time News Metro TV pada Senin (9/3/2020).

Heru juga menjelaskan bahwa sebenarnya pelaku menyayangi binatang, khususnya kucing. Jadi interogasi kemarin memang ada kita tanya apakah kamu menyayangi binatang, ada salah satunya kucing."

"Kita tanya apakah kucingnya sekarang ada, dia bilang 'tidak ada' karena dibuang sama ibu tirinya. 'Kenapa dibuang?' Karena rumahnya sangat kecil dan sempit kadang-kadang ibuknya tidak suka terus (kucing) dibuang," ungkap Heru.

Kendati demikian, dikatakan bahwa pelaku tidak menyukai hewan kodok. Ia pernah membunuh kodok dengan cara yang cukup tragis.

"Kami nanya juga ada binatang yang kamu tidak sukai pertama diem, 'kamu suka kodok?', 'tidak', 'pernah kamu membunuh kodok? pernah'.

"Bagaimana kamu membunuh kodok? 'Dengan menggunakan garpu ditusuk-tusuk sampai mati'," kata Heru menirukan ucapan pelaku. Pada kesempatan yang sama, Heru juga mengungkap bahwa NF tidak membenci siapa pun di rumahnya. Sebagaimana diketahui, pelaku tinggal bersama ayah kandung, ibu tiri, dan adik tirinya.

"Kalau yang saya tanyakan langsung adakah yang kamu benci di rumah sekarang ini, antara orang tua bapaknya atau ibu tiri dia bilang 'tidak ada'."

"Kepada adeknya tidak juga," ujar Heru.

Meski demikian, pelaku mengakui bahwa dirinya sedikit tak suka dengan orang tua kandungnya. NF tidak menyukai orangtuanya karena mereka memutuskan untuk bercerai. Orangtua kandung perempuannya disebut kurang peduli terhadap keluarganya.

"Memang dia agak sedikit tidak suka kepada orang tua kandungnya karena merasa ditinggal sama orang tua kandungnya."

Dan orang tua kandungnya ini cerai karena ada perselisihan yang disebabkan orangtua kandung perempuan (ibu) ini tidak open terhadap keluarga yang sebelumnya," jelas Heru. Ibu kandung meninggalkan APA tinggal bersama ayah kandung dan ibu tiri, hingga remaja tersebut kini duduk di bangku SMP.

"Jadi selama ini setelah orangtuanya cerai si pelaku tinggal di ibu tirinya plus ada satu adik dari orang tua tirinya," sambung Heru.

Subscribe to receive free email updates: